NGEWESAMA MERTUA SENDIRI. Cerita Ngentot Seks - cerita mesum ini adalah cerita bokep seks pada Bapak mertuaku yang berusia sekitar 60 tahun baru saja pensiun dari pekerjaannya di salah satu perusahaan di Jakarta. Ini lah kisah panas ku di mulai. Sebetulnya beliau sudah pensiun dari anggota ketika berumur 55 tahun, tetapi karena dianggap CeritaDewasa - Ibu Mertuaku, Janda Seksi - Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. BacaKisah Nyata : Ngentot Dengan Ibu Mertua Cerita Bokep : Ngentot Dengan Ibu Mertua. Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Verika, dia seorang model iklan dan 6 bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Umurku kini 32 tahun, sedangkan Verika 21 tahun. MertuaEdan. Namaku Roni, usia 30 tahun. Aku menikahi Niken, istriku dua tahun lalu dan kini Niken sedang hamil tua. Niken adalah anak tertua dari dua bersudara, usianya kini 25 tahun. Karena kehamilan ini adalah yang pertama, maka Niken sengaja pindah ke rumah ibunya untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan pada saat persalinannya kelak. Ibumertuaku orang biasa sewajarnya wanita berusia 41 tahun, dia memiliki tubuh gempal dengan tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya manis dan kulitnya putih mulus, sangat serasi dengan penampilan jilbab dan baju kurung yang tertutpnya. Hubunganku dengannya biasa saja, terlelu dekat tidak, jauh pun tidak. CeritaNgentot Ibu Mertuaku Yang Molek dan Menggairahkan. Seorang pria berusia 37 tahun, menikah, dengan seorang wanita yang sangat cantik dan molek. Aku dikaruniai Tuhan 2 orang anak yang lucu-lucu. Rumah tanggaku bahagia dan makmur, walapun kami tidak hidup berlimpah materi. Boleh dibilang sejak SMA aku adalah pria idaman wanita. IBUMERTUA YANG KEPERGOK SEDANG MASTURBASI. Gw Bram (nama samaran) pria yg sudah beristri, umur gw 35 th sedang istri 28 th… gw berumah tangga dan mempunyai rumah sendiri, letak rumah ibu mertua gw gak jauh dari rumah gw, sekitar 3 km an kurang lebih … tiap hari sabtu gw dan istri selalu bersilahturahmi dengan ibu mertua gw, secara keluargaistri gua dulunya juga tinggal di. jakarta tapi semenjak ayah mertua gua. meninggal, ibu mertua memilih pulang. kampung. *cerita*nya berawal saat gua harus mengecek. dan mempelajari barang dagangan gua dari. satu kota ke kota lain, karna gua emang type. orang yang suka adventure gua memilih. Dalampersetubuhan terakhir ini, aku dan ibu mertuaku sama-sama meraih orgasme kami bersama dalam posisi doggy anal. Sesudahnya aku balik ke kamar istriku, setelah membersihkan diri di kamar mandi untuk yang terakhir kali, dan kemudian mengenakan baju tidurku kembali. Begitulah cerita seksku dengan Ibu mertuaku di suatu pagi hari yang indah. Pernahmelintas pikiran buruk untuk merayu ibu mertuaku. Usia ibu mertuaku sudah 53 tahun dan telah menjanda sejak kematian suaminya tiga tahun lalu. Pikiran ngeres itu muncul setelah aku sempat memergokinya mengenakan pakaian yang sangat minim. Suatu hari ia sedang mandi. Tiba-tiba dari arah dapur tercium bau gosong nasi yang sedang ditanak. Padaawal pernikahanku dengan istriku Yanti, segalanya begitu baik. Ibu mertuaku memang selalu berpakaian sopan dan tidak pernah menunjukkan hal-hal yang tidak baik. Tingkah lakunya selalu santun penuh sabar dan banyak memberikan pemikiran yang baik dan memang ibu mertuaku banyak disukai ibu-ibu RT di sekitar rumahnya. RO6n4gN. Kumpulan Cerita Hot 21+ - Perkenalkan dulu namaku Budi. Sudah satu minggu ini aku berada di rumah sendirian. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. Kalau mau tidur rasanya kok aneh juga , kok sendirian dan sepi , padahal biasanya ada bapak ,ibu , kakak dan adek . Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertua kakak-ku. Ibu mertua kakak-ku memang bukan ibu kandung istrinya , karena ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ayah mertua kakak-ku kemudian kawin lagi dengan ibu mertua kakak-ku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertua kakak-ku ini umurnya sekitar 40 tahun , wajahnya ayu , dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertua kakak-ku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu. Hemm , sungguh menggairahkan. Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainan kakak-ku dengan Riris. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkawinan kakak-ku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu , ibu mertua kakak-ku waktu itu masih calon berdiri , saya pikir akan mencari lilin , tetapi justru ibu mertua kakak-ku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertua kakak-ku yang cantik itu. Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa , demikian juga ibu mertua kakak-ku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia , aku sering memberanikan diri memandang ibu mertua kakak-ku lama-lama , dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata , “Apaa..? , sudah-sudah , ibu jadi malu”. Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kakak-ku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kakak-ku, dan juga kakak ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kakak-ku disetubuhi ayah mertua kakak-ku , aku bayangkan kemaluan ayah mertua kakak-ku keluar masuk vagina ibu mertua kakak-ku , Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertua kakak-ku. Ibu mertua kakak-ku juga sayang sama kami, Pagi-pagi hari berikutnya , aku ditelepon ibu mertua kakak-ku , minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit , karena ayah mertua kakak-ku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit , dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertua kakak-ku. Dalam perjalan pulang itu , aku memberanikan diri bertanya , “tante , ngapain sih dulu tante kok cium budi ?”. “Aah , kamu ini kok masih diingat-ingat juga siih”, jawab ibumertua kakak-ku sambil memandangku. “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda. “Naah , tambah kurang ajar thoo , Ingat kakak-mu lho budi…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho iwan “. “Tapii , sebenarnya kenapa siih tante…, budi jadi penasaran lho”. “Aah , ini anak kok nggak mau diem siih , Tapi eeh…, anu…, budi , sebenarnya waktu itu , waktu kita jagongan itu , ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu , bibirmu , matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu , entah setan dari mana , ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini , “Mungkin , setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kakak-ku. Ibu boleh percaya boleh tidak , kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri , malah bayangin tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani. “aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang , Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya. “Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante , maafin budi deeh. Budi jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih , punya budi sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani. “Aduuh Toom , jangan gitu dong. tante jadi susah nih. Tapi terus terang aja budi .., tante jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini , udah naik begini , tante jadi pengin ngeloni kamu budi …, budi kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi budi minggir sebentar budi , tante pengen cium kamu di sini”, kata tante dengan suara bergetar. ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap , sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertua kakak-ku berangkulan , berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan. “eehhm…, budi , ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertua kakak-ku. “aku juga bu”, bisikku. “budi…, udah dulu budi…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu. “Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kakak-ku. “ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku. “iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya. “Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya. Cepat-cepat aku buka celanaku , aku turuni celana dalamku. Woo , langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua kakak-ku , aku tuntun untuk memegang penisku. “Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin , Ayo jalan. Hati-hati setirnya”. Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu , jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh , gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang , kami berdiam diri , tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut. Sampai di rumah , aku turun membuka pintu , dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis , kami berpelukan lagi , berciuman lagi , makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertua kakak-ku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan , aduuh benar-benar besar dan lembut. “Buu , aku kangen banget buu…, aku kangen banget”. “Aduuh budi , ibu juga…, Peluklah ibu budi , peluklah ibu” nafasnya semakin memburu. Matanya terpejam , aku ciumi matanya , pipinya , aku lumat bibirnya , dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu. “Eehhmm.., budi , ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi ibu masukkan lidahmu ke mulut ibu” Ibu mendorongku pelan , memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, ” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”. Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”. “Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertua kakak-ku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol. “iich.., dasar anak nakal”, ibu mertua kakak-ku merengut manja. Kami duduk di tempat tidur , sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertua kakakk-ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini , vagina ibu mertua kakak ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kakak-ku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kakak-ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertua kakak-ku. Aku ciumi , kuraba , kuelus semuanya , dari bibirnya sampai pahanya yang mulus. Aku remas lembut buah dadanya , kuelus perutnya , vaginanya , klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertua kakak-ku , dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara pelirku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat , meremas-remas kepalaku dan rambutku , mengelus punggungku , pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertua kakak-ku. “Buu , aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku. ” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kakak-ku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertua kakak-ku bertelakan pada siku dan lututku. Tangan kananku mengelus wajahnya , pipinya , hidungnya dan bibir ibu mertua kakak-ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya , di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku , menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku. Kaki ibu mertua kakak-ku dikangkangnya lebar-lebar , dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kakak-ku. Kepala penisku mulai masuk , makin dalam , makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur , keluar masuk , keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak , enaak sekali. “Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”. Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat , semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kakak-ku. “Buu , aaku masuk semua , masuk semua buu” “Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis , menggeliat-geliat , melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan. Aduuh , vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kakak-ku , mencoblos vagina ibu mertua kakak-ku yang licin , yang tebal , yang sempit karena sudah kontraksi mau puncak. Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh , aku sudah tidak tahan lagi. “Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”. “ssh…, hiiya budi, keluariin budi budi , keluarin”. “Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertua kakak-ku. Pangkal penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertua kakak-ku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan , ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin menurun. Aku angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya , tetapi ditahan ibu mertua kk-ku. “Biar di dalam dulu Ayo miring , kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring , berhadapan , Ibu mertua kakak-ku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin , Tapi …, ibu nikmat banget , marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”. “Buu , aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu , bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga , punya anak ya kok ya dimakan , diminum”, kataku menggodanya. “Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”. “Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku. “Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku. “Tapi buu , aku rasanya emoh pisah sama ibu”. Hiyya , ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh , ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati , semuanya akan bubar deh”. Kami saling berpegangan tangan , berpandangan dengan mesra , berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar , tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi , antara hubungan ibu dan anak , antara hubungan seorang pria dan seorang wanita , kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama , saling menyabuni , menggosok , meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku , sampai tegak lagi. “Sudaah , sudaah , jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”. Hubungan malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya hubungan berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga hubungan baik. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar hubungan berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakin dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami. END Kisah ini berlaku pada diri aku bermula 2 tahun dahulu dan telah berterusan sehingga tidak minta ianya berlaku kerana sebelum ini aku memang hidup bahagia di samping isteri aku yang cantik dengan 7 orang apa-apa kekurangan pada isteri bilik tidur pun isteri aku masih dapat melakukan apa-apa sahaja asalkan kami puas ketika bersama. Bapak mertua aku telah meninggal dunia pada tahun 1991,meninggalkan Emak Mertua aku dengan 3 orang anak yang masih menuntut di sekolah isteri aku kesemuanya 14 orang,begitu ramai tetapi semuanya sudah membawa diri masing-masing,ada yang telah berkahwin dan ada yang berhijrah ke bandar kerana tinggal 3 orang yang masih kecil menemani Emak Mertua aku di kematian bapaknya,isteri aku semakin rapat dengan Emaknya dan aku bertindak membantu menyara adik-adik ipar aku setiap bulan,kami akan balik ke kampung yang jaraknya 24 kilometer dari bandar tempat tinggal kami untuk menjenguk-jenguk setiap musim cuti,biasanya aku akan menyewa sebuah van untuk membawa keluarga aku dan mertua aku serta adik-adik ipar aku bercuti ke tempat-tempat peranginan dan 2 tahun lalu kami kesemua 13 orang mengambil keputusan untuk bercuti secara pakej ke Pulau Tioman melalui Mersing, mengambil pakej 4 hari 3 malam dan akan tinggal di chalet Kampong Salang,Pulau tiba di Mersing pada jam 930 pagi dan terus menuju ke pengkalan kaunter tiket,aku menemui agen percutian kami dan dimaklumkan bahawa bot ke Pulau Tioman akan bertolak jam 1100 pagi diarah supaya berada di dermaga selewat-lewatnya jam 1045 pagi. Sementara menunggu waktu yang ditetapkan,kami menuju ke restoran berhampiran dan makan perasan,sejak dalam bas menuju ke Mersing,Emak Mertua aku kurang bercakap dan semasa kami sedang makan,dia hanya makan beberapa suap sahaja,itupun hanya nasi sahaja tanpa lauk,lalu aku menegurnya. “Mak,dari tadi saya tengok Mak senyap aje…!!!Mak tak sihat ker…???”tanya aku tanpa sebarang aku jugak mencelah. ”Makan la,Mak…!!!Mak sakit ker…???”soalan yang sama ditujukan kepada Emak Mertua suara perlahan,Emak Mertua aku kemudiannya menjawab. “Mak tak pernah naik kapal,Mak rasa gerun dan takut mabuk…!!!”Emak Mertua aku tu kemudiannya jawapannya,aku faham bahawa dia tidak begitu seronok untuk naik cuba menenangkan perasaannya dengan memberitahunya. “Mak jangan takut,nanti Mak duduk sebelah dalam perut bot…!!!Kalau Mak duduk di tengah-tengah,Mak tak nampak laut jadi rasanya macam naik bas sahaja…!!!”kata aku kepada Emak Mertua aku tu. “Betul cakap Abang Arshad tu,Mak…!!!Mak duduk di tengah-tengah dengan saya dan budak-budak ni semua…!!!Jangan tengok laut…!!!”Isteri aku kemudiannya penjelasan itu,baru aku lihat Emak Mertua aku tersenyum dan menceduk lauk serta terus makan dengan seleranya. Tiba masa untuk bertolak,kami semua terus menuju ke dan adik-adik ipar aku sudah tidak sabar-sabar menunggu untuk menaiki kami,ramai pelancong-pelancong dari dalam dan luar negara sedang bersedia untuk menaiki semboyan dibunyikan sahaja,kami semua bergegas-gegas menaiki bot yang bentuknya seperti jet aku mengajak Emak Mertua aku naik,dia minta supaya naik kemudian akur dan menyuruh isteri dan anak-anak serta adik-adik ipar aku naik keadaan lenggang aku memimpin Emak Mertua aku untuk naik bot tetapi apabila sahaja hendak melangkah,bot mula berayun mengikut ombak,Emak Mertua aku berpatah balik kerana bertanya kepadanya. “Kenapa,Mak…???Jom la kita naik,Mak…!!!”aku bertanya kepada Emak Mertua aku,tapi Emak Mertua aku bagaikan faham perasaannya dan tanpa disedari aku menceduk bontot tonggeknya dan mengangkatnya naik ke Mertua aku pun kemudiannya terus memaut leher aku dan mukanya disembamkan ke leher di atas bot,aku cuba menurunkannya tetapi pautannya semakin kuat bagai tidak mahu melepaskan aku kerana pun terus membawanya ke perut bot dan meletakkannya di atas dan anak-anak aku ketawa geli hati melihat telatah Emak Mertua aku itu baru dia melepaskan pautannya di leher itu tanpa disengajakan,apabila aku melepaskan tangannya dari leher aku,Emak Mertua aku menolehkan kepalanya dan bibir kami bersentuhan dan ketika itu,seperti masa terhenti,mata kami bertemu dan aku dapat merasakan kehangatan nafasnya membelai wajah hanya sempat berkata. “Ooopppsss…maaf,Mak…!!!”aku cuma sempat berkata,dan Emak Mertua aku terus tertunduk malu. Aku pun terus bangun menegakkan badan dan mencuri pandang pada isteri dan anak-anak aku jika mereka terlihat apa yang berlaku tetapi mereka asyik mentertawakan kami setengah jam di tengah lautan,tiada apa-apa yang bergerak keluar dari perut bot dan berdiri di belakang untuk menikmati pemandangan di sekeliling yang kelihatan dari jauh,pulau-pulau bertaburan ditengah aku terdengar nama aku diteriak dan aku bergegas masuk ke Mertua aku sedang tunduk ke bawah dan di tangannya memegang beg bertanyakan kepada Isteri aku akan apa yang memberitahu bahawa Emak Mertua aku tu mabuk laut dan mengeluarkan minyak angin Cap Kapak dari poket aku dan mengosok-gosok belakang leher Emak Mertua muntah sehingga keluar muntah hijau tetapi apabila aku menggosokkan minyak di lehernya dia mendongak dan menarik nafas duduk di sebelahnya sambil memicit-micit pangkal Mertua aku tu kelihatan semakin melentukkan kepalanya di bahu aku dengan matanya pejam. “Biar la Mak tidur,Bang…!!!Kalau tidak nanti dia muntah lagi…!!!”kata Isteri aku tu kepada isteri aku berkata kepada aku,Emak Mertua aku tu terus sendawa mengeluarkan angin dari perutnya. “Abang peluk Mak tu jangan sampai dia jatuh dari tempat duduknya…!!!”pinta Isteri aku tu. Tanpa apa-apa perasaan aku memeluk Emak Mertua aku dan memaut kami bergesel-gesel mengikut alunan ombak yang menonggak arus menoleh untuk melihat isteri,anak-anak dan adik-adik ipar semua terlelap di hayun kepala Emak Mertua aku melurut ke dada aku,aku menolaknya semula ke bahu bot menghempas dengan Mertua aku seakan-akan terperanjat dan tangan kirinya memaut kuat ke leher semakin erat di pangkal leher aku sehingga aku dapat merasakan kehangatan dengusan dihimpitkan ke dada tersipu-sipu malu tetapi tidak dapat berbuat menjeling Isteri aku lagi tetapi dia telah terlelap lena di bot melawan ombak membuatkan bot tidur semakin Emak Mertua aku semakin perlahan,menandakan dia jugak mungkin terlena. Sekali lagi bot kiri Emak Mertua aku yang sedang memaut leher aku terlepas perlahan-lahan ke dada aku,mengelungsur ke perut dan terhenti betul-betul di celah peha tertegun dan perlahan-lahan mengalihkan aku mengalihkannya,diletak kembali di celah peha aku tetapi kali ini tangannya mengosok-gosok betul-betul di batang kote kote aku ini pulak pantang tersentuh begitu,cepatlah ia tangannya menggosok-gosok,mukanya semakin hampir ke leher aku dan hidungnya tidak tahu sama ada ia disengajakan atau Emak Mertua aku tu sedang semboyan kuat berbunyi dan bot semakin penumpang terkejut dan melihat Mertua aku jugak terjaga dan cepat-cepat mengalihkan buat-buat tak tahu apa-apa tetapi aku sedar,melalui kerlingan mata aku,aku lihat Emak Mertua aku tu asyik memandang kemudiannya berkata dengan agak kuat. “Dah sampai…!!!”aku kemudiannya berkata dengan agak kuat dan semua anak-anak aku terjaga serta Isteri dan adik-adik ipar bot sampai di dermaga,kami semua beratur untuk atas jeti,ada sambutan oleh pihak pengurusan chalet terhadap ketibaan semua gembira dan melompat mula-mula naik bot,kini aku harus mendukung Emak Mertua aku tu naik ke atas jeti berlaku dan adik-adik ipar aku terhoyong-hayang berjalan sambil ketawa. “Ayah,jeti ni bergerak-gerak la…!!!Saya takut…!!!”semua yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak melihat telatah mereka yang mabuk darat setelah 2 jam di jugak tak terlepas,apabila aku turut terhoyong-hayang bersama sambil mendukung Emak Mertua disambut dengan meriah sekali dengan senyuman dan kalungan masih lagi mendukung Emak Mertua aku sehingga ke dan ipar-ipar aku terus mengikuti penyambut tetamu ke pejabat menuju ke sebuah kerusi dan cuba menurunkan Emak Mertua aku meletakkannya di kerusi,tangannya masih memaut leher ini bagai disengajakan,apabila dia melepaskan tangannya,hidung dan mulutnya mengesel mulut buat tak perasan dan melepaskannya duduk. “Mak tunggu sini dulu,Arshad nak ke kaunter uruskan kunci chalet…!!!”jelas aku Mertua aku tidak menjawab apa-apa,tetapi mata layunya merenung mata aku. Setelah kami selesai masuk ke chalet masing-masing,aku bersama isteriku dan 2 orang anak kecil yang besar berkongsi sebuah chalet 3 bilik bersama seorang adik ipar Mertua aku berkongsi chalet 2 bilik bersama 2 orang adik ipar aku,kami dihidangkan minuman petang di restoran jugak diberikan penerangan mengenai pakej percutian ini kami dibenarkan bersendirian bersiar-siar di pantai dan kawasan-kawasan berdekatan. Di Kampong Salang,Pulau Tioman ini ada beberapa buah gerai yang menjual cenderahati,gerai-gerai makanan,gerai-gerai karaoke dan menyewa alatan menghabiskan masa bersiar-siar dan bermandian di pantai sehingga lewat itu kami kembali ke chalet masing-masing dan bersedia untuk makan itu,Emak Mertua aku tu hanya duduk di chalet dan tidak mengikut kembaraan menghabiskan masa dengan tidur dan berehat untuk menghilangkan rasa mabuk lautnya. Jam 800 malam,kami semua bergerak ke restoran untuk hidangan makan Mertua aku duduk di sebelah aku dan Isteri masih tidak banyak makan bersama-sama dan selepas makan,aku lihat anak-anak dan adik-adik ipar aku telah berkenalan dengan ramai rakan sebaya mereka dan bermain bersama-sama di kawasan perkampungan Mertua aku terus bergerak ke hendak dan Isteri aku bersiar-siar di tepi pantai yang hanya diterangi oleh cahaya lampu pantai yang malap dan cahaya bulan di mencari suatu sudut yang sunyi dan berasmara seperti kami mula-mula baru kahwin kami terasa ingin bersetubuh,kami kembali ke chalet dan terus masuk ke kerana anak-anak masih belum balik,kami bersetubuh sepuas-puasnya di dalam tak tahu kenapa malam ini aku tidak boleh terpancut sedangkan Isteri aku telah 3 kali peristiwa siang tadi bersama Emak Mertua aku tu mengganggu perasaan aku puas dan kerana kepenatan terus adalah biasa,setiap kali selepas bersama,dia akan tertidur sehingga bom meletup pun dia tidak akan sedar kerana dia akan tetap terbangun pagi,seawal jam 500 pagi tiap-tiap hari. Oleh kerana angin laut begitu hangat,apalagi setelah bertarung selama 1 jam aku berasa rimas dan keluar merayau-rayau seorang duduk di gerai karaoke melihat gelagat orang ramai menyanyi dan bergembira sehingga tidak sedar waktu telah jam 100 bergerak untuk pulang ke di chalet,lampu semua telah telah terlena tetapi mata aku masih belum duduk di tangga chalet menghadap ke chalet Emak Mertua mengenangkan peristiwa yang berlaku antara aku dan Emak Mertua aku siang disengajakan atau belum pernah bernafsu seks terhadap perempuan lain selain Isteri aku yang cantik dan bertubuh mekar,tetapi hari ini aku terangsang terhadap Emak Mertua aku dalam usia 54 tahun,Emak Mertua aku tu masih nampak terlalu kurus tetapi teteknya terasa masih utuh dan keras ketika menghimpit dada pinggangnya masih cuba melawan perasaan aku tetapi keinginan nafsu seks aku masih menggoda benak aku bertanya dia akan menyerah dengan mudah kalau aku menggodanya…???.Perasaan yakin dan tidak yakin berkecamuk dalam benak buat atau tidak…???.Akhirnya aku berkeputusan untuk mencuba dan aku melangkahkan kakiku ke pertengahan perjalanan aku,aku tersentak apabila tiba-tiba Emak Mertua aku berdiri di dalam kegelapan malam di hadapan aku. “Eh…!!!Mak,nak ke mana…???”tanya aku dengan nada terperanjat. “Mak tak boleh tidur kerana dah puas tidur siang tadi la,Arshad…!!!Arshad nak pergi ke mana…???”kata Emak Mertua aku tu kepada aku dan dia menanyakan aku pulak. “Arshad pun tak dapat lelapkan mata…!!!Kan sejuk ni Mak,kenapa tak pakai baju sejuk…???”aku meneruskan kata-kata aku. “Tak la Arshad,angin malam ni hangat sangat…!!!Kalau Arshad belum nak tidur,temankan Mak jalan-jalan kat pantai kejap…!!!”pintanya. “Baik la Mak,jom…!!!”jawab ini telah melenyapkan segala yang aku ranncangkan tak tahu nak buat apa bila berhadapan dengannya begini lalu aku cuba turutkan kehendakknya sebagai Emak Mertua aku. Kami bersiar-siar dengan mengikut langkah berjalan seiringan dengan jarak selengan sambil bercakap bila perlu sedar,kami telah berjalan jauh dari tempat penginapan lagi lampu pantai hanya cahaya bulan menerangi laluan di kawasan berbatu,kami memanjat ke atas dan berdiri menikmati angin Mertua aku tu berdiri di atas batu sambil aku duduk lebih kurang 2 meter di bulan yang memancar ke tubuhnya menembusi kain batik dan baju kebaya Kedahnya sehingga menampakkan bentuk tubuh yang serta-merta merangsangkan keinginan nafsu seks aku. “Dia menggoda lagi ker…???”kata hati aku. Tiba-tiba dalam kesunyian malam itu, aku terdengar suara-suara dari dalam semak-semak di belakang Mertua aku jugak terperasan lalu bergerak menuju ke arah aku. “Bunyi apa tu,Arshad…???Ada orang kat sini la,Arshad…!!!”Emak Mertua aku berkata sambil terus bergerak menuju ke arah datangnya suara tersebut. Aku menuruti di terhenti apabila terlihat bergerak rapat ke arahnya dan amat terperanjat sekali apabila melihat bayang-bayang 2 manusia sedang enak bersetubuh di hadapan pulak terdengar di sebelah kanan dan kiri semua sedang memadu asmara sambil melempiaskan keinginan nafsu seks nafsu seks aku terus terangsang tetapi aku Emak Mertua aku tu bersuara membisik kepada aku. “Diaorang semua tengah main la,Arshad…!!!”Emak Mertua aku tu berbisik kepada aku. “Ha…aah…!!!”aku hanya mampu menjawab,dan tak tahu nak buat leher aku dipaut dan ditarik ke Mertua aku telah terbaring dengan tangannya memaut leher aku. “Jangan cakap apa-apa lagi,kita buat macam diaorang tu…!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada tersentak sebentar tetapi aku tahu inilah peluang yang aku inginkan sejak tadi,kenapa pulak aku harus menolak. Aku pun kemudiannya terus merebahkan tubuh aku keatas tubuhnya dan terus mengucup dan gigi kami berlaga-laga dengan ingin menikmati kedua-dua teteknya lalu aku seluk ke dalam bajunya dan meramas-ramas kedua-dua tetek Emak Mertua aku mengerang sambil tangan kanannya menyentap-yentap seluar mengerti kehendaknya lalu bangun dan terus menanggalkan seluar seluar dalam,batang kote aku terus menerjah keluar sambil Emak Mertua aku menyelakkan kainnya keatas menampakkan lubang cipapnya yang masih lebat berbulu diterangi cahaya terus mengangkat kelengkangnya dan aku terus rebah lalu menyucukkan batang kote aku ke pintu lubang berlengah-lengah lagi Emak Mertua aku tu pun terus menolak bontot tonggeknya ke atas dan lubang cipapnya terus menelan batang kote aku buat kali pertama pada hari tersebut kali pertama secara keseluruhannya sehingga ke memaut punggung aku bagai tidak mahu melepaskan batang kote terdiam sebentar dan lubang cipapnya mengemut-ngemut batang kote semakin kuat dan tiba-tiba sahaja dia mengerang dan terus macam tak pun aku bermula,dia sudah ke kakinya dilepaskan dan batang kote aku yang masih keras terbenam di dalam lubang kata-kata yang keluar dari kegelapan malam itu,dia menarik tubuh aku rapat ke tubuhnya,mengucup aku dan kemudian menolak aku baring di sebelahnya di atas rumput-rumput yang dibasahi embun bercampur perahan peluh kami beberapa ketika,masih tiada kata-kata hanya sekali-kali dia mengucup-ngucup dan menjilat dada tahu apa hendak aku tangan aku berbunyi dan aku dekatkan ke mata aku menunjukkan jam 300 500 pagi,pastinya Isteri aku akan harus aku katakan jika dia dapati aku dan Emaknya tiada di katil masing-masing…???.Seperti dia mengetahui apa yang sedang aku fikirkan,tiba-tiba Emak Mertua aku bersuara sambil menarik-narik batang kote aku yang mencodak ke langit. “Masukkan semula Arshad,Mak dah puas tadi…!!!Arshad main la Mak sampai Arshad puas pulak ye…!!!”Emak Mertua aku tu kemudiannya berkata kepada tak tahu apa nak jawab. Aku kemudiannya terus menghempap tubuhnya dan tusukkan batang kote aku ke dalam lubang cipapnya sekali dia telah puas,dia membantu dengan mengerakkan bontot tonggeknya ke kiri,ke kanan,ke atas dan ke menyetubuhinya,aku ramas kedua-dua teteknya dan sekali-sekala aku rapatkan bibir aku ke aku lajukan sorongan dan adakalanya aku perlahankan dengan tujuan dapat membangkitkan keinginan nafsu seksnya semula walaupun terpaksa mengambil masa lama aku tidak sia-sia,kemutan lubang cipapnya mula terasa,lidahnya mula minta dinyonyot dan kakinya mula berpaut kuat tetapi apakan daya,aku sudah tidak dapat bertahan dan dengan sekali hujam,batang kote aku terbenam sehingga ke pangkal dan terus menyemburkan air mani aku ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari tersebut kali pertama secara keseluruhannya sehingga melimpah keluar bersama-sama dengan batang kote aku yang mula layu. “Maafkan Arshad,Mak…!!!Arshad tak boleh tahan lagi,Mak…!!!”rayu aku. “Tak apa la,Sayang…!!!”jawab Emak Mertua aku tu,dan kami terus berpelukan dan berkucupan apabila jam tangan aku berbunyi terus membetulkan pakaian masing-masing dan meninggalkan tempat kami bermadu dengan insan-insan yang masih bergelimpangan melayari kasih di tempat penginapan kami,aku menghantar Emak Mertua aku tu sehingga ke bilik beredar kami sempat berkulum lidah sambil dia meramas-ramas batang kote aku dan aku menjolok-jolok jari aku ke dalam lubang terus membaringkan tubuhku di sebelah Isteri aku dan terlena sehinggalah aku dikejutkan oleh Isteri aku. “Bang,bangun…!!!Sejam lagi kita nak bertolak ke tempat perkelahan,Bang…!!!Semua dah bersedia,Bang…!!!Apa ni,tidur jauh malam,kan lepak dah…!!!Bangun cepat…!!!”Isteri aku mengejutkan aku terasa kelat tetapi aku harus bergerak menuju ke bilik depan chalet aku lihat Emak Mertua aku sedang rancak bergurau dengan cucu-cucunya,tidak lagi terconggok senyap sendirian seperti memandang ke arah aku sambil nampak riang sekali hari mandi,aku terus masuk ke lihat Isteri aku sedang berbaring di atas nampak aku masuk,dia mula berkata. “Bang,sebelum pergi,kita main sekejap…!!!”pintanya. “Wow,boleh ker ni…???”aku berkata dalam hati harus memikirkan sesuatu supaya keupayaan aku tidak ketara selepas berhempas-pulas dengan Emaknya malam tadi. “Phew…!!!Apa aku nak buat ni…???Rasa macam tak sanggup la…!!!”bisik hati aku tidak mengecewakannya,aku pun terus memberi alasan. “Has,bukan tak nak,tapi kena minum RedBull dulu…!!!Itupun selepas setengah jam baru boleh…!!!Jadi masa tak ada la,Sayang…!!!Kita dah nak bertolak ni…!!!”aku menjelaskan kepada Isteri itu sudah cukup meyakinkan Isteri mengalah tetapi dengan kata-kata. “Tapi malam nanti bagi Has tau…!!!”Isteri aku berkata kepada hanya mampu tersenyum. Masa untuk bertolak ke jeti untuk menaiki bot ke tempat perkelahan hampir sudah berada di pengkalan dan pelancong-pelancong sedang berbaris untuk menaiki atas bukit tempat penginapan kami jelas nampak bot besar yang tertambat di memanggil semua anak-anak aku dan adik-adik ipar aku supaya bergerak ke kelihatan Emak Mertua dan Isteri memanggil Isteri aku dan terdengar suara sahutan dari chalet Emak Mertua kemudian hanya Isteri aku sahaja yang keluar dan aku bertanya di mana Emaknya. “Abang…!!!Abang jangan marah ye…!!!”Isteri aku berkata kepada aku. “Kenapa…???”balas aku. “Mak takut dia mabuk lagi naik bot,jadi dia tak nak ikut…!!!Tapi takkan nak tinggalkan dia sorang-sorang aje di sini…???”kata Isteri aku. “OK la,Has tinggal dengan Mak,biar Abang bawa anak-anak…!!!”aku berkata kepada Isteri aku. “Woi…!!!Woi…!!!Malam sikit ye…!!!Has,pergi sama anak-anak,Abang temankan Mak…!!!Abang dah pernah ke sini tapi Has baru sekali ini…!!!Jadi Abang kena la temankan Mak…!!!”balas isteri tergamam sebentar dan memandang isteri aku dengan pandangan yang memeranjatkan sambil membalas. “OK,tapi jaga anak-anak baik-baik,jangan ada yang lemas…!!!”balas aku dan disahut oleh isteri aku yang telah sampai ke bawah bukit. “Jangan takut…!!!Abang jaga Mak baik-baik tau…!!!”sahut isteri aku,dan terus menghilang menuju ke aku suka kerana tidak dapat berkelah bersama-sama anak-anak dan isteri peristiwa semalam akan Emak Mertua aku muncul di hadapan chaletnya sambil memandang meneriak kepadanya. “Mak,kita pergi sarapan dulu kat sana jom…!!!”aku berteriak kepada Emak Mertua aku Mertua aku terus berjalan menuju ke arah di samping aku,aku mengulang kembali kata-katanya semalam. “Jangan cakap apa-apa,kita buat macam diaorang…!!!”aku berkata kepada Emak Mertua aku Mertua aku tersenyum mendengarkannya lalu aku kucup sekali di tersipu-sipu seolah-olah pimpin tangannya menuju ke gerai untuk bersarapan. “Mak kena makan kenyang-kenyang ye,nanti tak cukup tenaga…!!!”kata aku memulakan perbualan. “Tenaga untuk apa…???”Emak Mertua aku tu bertanya kepada aku. “Untuk main dengan saya lagi la…!!!”lalu aku menjawab. “Ishhh,Arshad ni…!!!”Emak Mertua aku tu hanya menyahut. Kami bersarapan nasi lemak dan meminta lauk ketam Mertua aku begitu berselera sekali pagi ini. “Lepas ini kita nak ke mana,Mak…???”tanya aku. “Balik ke bilik la,nak ke mana lagi…???”jawab Emak Mertua aku tu. Aku terasa gembira sekali dengan jawapannya dan batang kote aku menunjukkan perasaannya sendiri dan mula bersarapan,kami bergerak menuju ke tempat penginapan dan aku bertanya kepada Emak Mertua aku bahawa dia hendak di chalet aku atau chaletnya. “Dalam bilik Mak la,Sayang…!!!Kalau nak main kat dalam bilik Arshad nanti takut bersepah air mani dan peluh,Sayang…!!!Nanti kalau Hasnah perasan baru padan muka nanti…!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada akur dan kemudiannya terus menuju ke chalet Emak Mertua aku tu. Setibanya di dalam chalet,aku kemudiannya terus menguncikan pintu dan tingkap-tingkap dan memasang penghawa kemudiannya terus mendakap tubuh Emak Mertua aku tu dan menjilat hanya tegak membatu membiarkan perlakuan aku tanggalkan bajunya dan dituruti dengan tidak memakai seluar dalam dan berdirilah dia di hadapan aku tanpa seurat benang cuba menutup dadanya dengan telapak tangan tetapi aku arahkan Emak Mertua aku tu berdiri tegak di hadapan aku kerana aku katakan padanya aku hendak menatap tubuh yang melahirkan Isteri kemudiannya terus duduk di tepi katil sambil memerhati setiap sudut 54 tidak nampak berkedut tetapi jelas sedikit kedutan di atas di atas dadanya sedikit kelihatan kasar tetapi kedua-dua teteknya sederhana dan licin masih gebu dan kelihatan sedikit lemak di tepi pinggang dan sebelah kanan bawah perutnya ada parut melintang dari kanan ke kiri,bekas pembedahan untuk mengikat tiub falopiannya bagi mengelakkan kehamilan setelah melahirkan 14 orang bermakna,seberapa banyak aku pancutkan air mani aku,dia tidak akan tonggeknya kecil dan melurus dari peha ke menghairahkan… Setelah puas aku menatap tubuhnya,aku bangun dan menanggalkan pakaian aku dan bertelanjang bogel di aku menanggalkan seluar dalam aku,dia memalingkan mukanya tetapi aku merapatinya lalu memegang kepalanya dan mengarahkan pandangannya kepada batang kote mengeraskan kepalanya untuk berpaling semula lalu aku bertanya kepada Emak Mertua aku tu. “Mak tak nak tengok benda yang masuk ke dalam lubang cipap Mak yang semalam tu ker…???”aku kemudiannya terus bertanya kepada Emak Mertua aku tu. Tanpa berkata,Emak Mertua aku tu terus memusatkan pandangannya kepada batang kote aku pun terus mendongakkannya dan mengucup Emak Mertua aku tu menyambut kucupan aku seolah-olah dia hendak berubah fikiran untuk tidak meneruskannya lalu aku meletakkan tangan aku ke atas kedua-dua teteknya dan perlahan-lahan meramas-ramas kedua-dua putingnya sehingga mulutnya terbukak dan menerima lidah berdua masih berdiri sambil melayan perasaan Mertua aku tu pun mula merangkul leher aku dan sebelah tangannya membelai batang kote aku yang sememangnya telah mencodak semakin kencang,mendengus-dengus dengan Emak Mertua aku tu meronta melepaskan tubuhnya dari dakapan tersentak seketika tetapi apabila Emak Mertua aku tu terus naik ke atas katil dan terlentang mengangkang menampakkan lubang cipapnya dengan gaya seorang perempuan yang kelaparan seks,aku pun terus Emak Mertua aku tu pun terus mencapai batang kote aku dan menghalakannya ke lubang sekali henjut,seluruh batang kote aku terbenam ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari itu kali ke-2 secara keseluruhannya bersamaan dengan suaranya yang mengerang ini kami tidak pandai lagi melakukan “foreplay” maka itu kami terus sahaja saling melakukan hubungan seks bersama. Setiap tolakkan masuk batang kote aku ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu disambut dengan suara mengerang dari mulut Emak Mertua aku batang kote aku semakin laju,seirama dengan ayakan bontot aku dinyonyot sambil tangan aku meramas-ramas kedua-dua teteknya sehinggalah tubuhnya mengejang dan mengigil akibat kepuasan keinginan nafsu seksnya telah hentikan gerakan aku seketika sambil menekan batang kote aku dengan sedalam yang mungkin. “Uhhhhggg…uhhhhgggggg…!!!”suara garau mengerang kesedapan keluar dari tengkoroknya menandakan nikmat yang amat sangat diikuti dengan tubuhnya yang terus longlai tidak bermaya. Setelah keadaan reda,aku pun teruskan gerakan batang kote aku keluar-masuk di dalam lubang cipap Emak Mertua aku kedinginan penghawa dingin pun tidak dapat menahan curahan peluh kami,bersatu membasahi tubuh dan tilam tempat kami saling melakukan hubungan seks pun memperlahankan gerakan batang kote aku yang licin keluar-masuk di lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu yang telah dibasahi lendir yang terbit hasil nikmat hubungan seks di antara kami turun naik dengan nafasnya yang kencang seperti orang yang baru menamatkan perlumbaan 100 meter di usia Emak Mertua aku tu 54 tahun,staminanya tidak sekuat keinginan nafsu seksnya lagi tetapi keperluan keinginan nafsu seksnya amat diperlukan untuk terus menikmati kepuasan mengalah dan terus mencabut batang kote aku dari dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu lalu berbaring di sebelahnya,menunggu sehingga kepenatannya keadaan lemah longlai itu tangannya mencapai batang kote aku dan membelai perlahan-lahan sehingga lendir di batang kote aku kering Mertua aku tu terus berpaling memandang aku sambil tersenyum puas. “Biar Mak rehat sekejap ye,Sayang…!!!”rayunya pada hanya menganggukan kepala aku. Dalam pada itu,aku meletakkan tangan aku pada lubang cipapnya dan meraba-raba lubang cipap nikmat Mertua aku tu pun terus membukak luas kelengkangnya supaya aku dapat terus mainkan jari-jari kerana terlalu keletihan,Emak Mertua aku tu pun terus bangun mencari tuala dan aku kesat sehingga kering lendir yang membasahi lubang cipap Emak Mertua aku kering,aku menghempapnya lalu memasukkan batang kote aku ke dalam lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu dan mengerakkannya Mertua aku tu pun terus membukak matanya dengan lesu dan membiarkan aku kurang 5 minit kemudian aku terus melepaskan air mani benih kasih aku ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari itu kali ke-2 secara keseluruhannya.Sekali lagi lubang cipap Emak Mertua aku tu dibasahi dengan air mani masih terlena dan setelah aku mencabut batang kote aku keluar,aku turut terlena di aku tersedar,jam dinding telah menunjukkan pukul 1230 tengahari dan perut aku terasa Mertua aku tu masih nyenyak dengan dengkuran bangun dan terus ke bilik mandi untuk membersihkan tubuh aku dan apabila aku keluar dari bilik air,dia masih duduk di kerusi di hadapan katil sambil menatap hati aku bertanya sendiri,mengapakah mesti Emak Mertua aku tu menjadi wanita selepas Isteri aku yang aku tiduri…???.Sampai bilakah hubungan ini akan berterusan…??? ************************************************* Setelah sekian lama aku duduk memerhatikan tubuh badan Emak Mertua aku yang baru aku gauli dengan nikmatnya bertelanjang bulat di atas katil,aku kemudiannya terus bangun untuk mengejutnya. “Mak…!!!Mak…!!!”aku memanggil Emak Mertua aku janggal pulak memanggilnya Mak’ selepas apa yang kami berdua telah lakukan bersama. “Mak…!!!Bangun,Mak…!!!”aku pun terus mengejutkan Emak Mertua aku dia membukak matanya,bagai seorang yang baru dikejutkan dari mimpinya,dia cepat-cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang bertelanjang rambutnya yang kusut masai dan baru bangkit dari tidur,barulah kelihatan seperti seorang perempuan tua seusia duduk di sisinya sambil memegang bahu dan terus berkata. “Mak,Arshad ni…!!!Bangun dulu dan kita pergi makan tengahari,Mak…!!!”aku terus berkata kepada Emak Mertua aku baru tersedar dari lamunan dia terus menjawab. “Oh,Arshad…!!!”Emak Mertua aku tu pun terus menjawab lalu terus bangun dan melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan terus bergerak ke bilik bertuala aku pun terus mengikutnya ke bilik air. Dia telah merapatkan pintu bilik air lalu aku mengetuk untuk jawapan seketika lalu aku menolak pintu bilik air dan lihat seorang wanita tua dan dia telah menanggalkan gigi palsunya sedang mencangkung membuang air air kencingnya,meleleh keluar lendir berwarna memandang ke bawah melihat lendir putih yang banyak sekali keluar bersama air kencingnya sambil berkata. “Banyaknya air mani Arshad kat dalam lubang cipap Mak ni,Sayang…!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada aku. Apabila dia mendongak semula memandang kepada aku,wajahnya tanpa gigi palsunya tampak terlalu anehnya perasaan aku,keadaan wajahnya membuatkan aku semakin terangsang kuat lalu aku membuka tuala aku dan menunjukkan batang kote aku yang keras mencodak cuba menyembunyikan mukanya dengan menutupnya dengan kedua-dua belah bergerak rapat ke arahnya yang sedang mencangkung dan menariknya bangun berdiri di hadapan terus kuakkan tangannya lalu menatap wajahnya tetapi dia cuba menundukkan wajahnya mengelak dari tatapan menundukkan kepala aku dan mencapai bibirnya dengan mulut aku tetapi dia berpaling dan berkata. “Jangan tengok Mak macam ni,Sayang…!!!Mak malu la,Sayang…!!!”Emak Mertua aku tu terus berkata kepada aku. Tanpa banyak bicara aku mengangkatnya lalu membawanya keluar dari bilik air dan membaringkannya di atas telah terlalu terangsang dan tidak boleh mengawal perasaan aku terus naik ke atasnya dan mendepangkan kedua-dua memalingkan mukanya mengelak dari pandangan jerit kepadanya. “Pandang sini,Mak…!!!”Emak Mertua aku tu terkejut dengan suara aku yang meninggi tetapi dia menuruti arahan aku dan memandang ke arah aku. Aku kemudiannya terus merapatkan mulut aku ke mulutnya yang tanpa belah mulutnya dengan lidah aku dan melahapnya dengan kote aku masih terletak di atas lepaskan tangannya,memaut rambutnya sambil liur kami berdua bertakung dengan banyak sehingga meleleh-leleh keluar memaut tengkok aku dan kami terus berkucupan selama beberapa minit aku turun dari tubuhnya dan berbaring di mengerengkan tubuh aku dan lihat air mata Emak Mertua aku tu meleleh keluar dari menangis dengan menongkat kepala aku memandangnya dan sebelah tangan aku memegang kedua-dua teteknya. “Kenapa Mak menangis…???”aku bertanya kepada Emak Mertua aku tu. “Arshad,kita dah lakukan dosa besar,Sayang…!!!Mak rasa berdosa sangat pada Hasnah…!!!Mak kesian sangat pada dia,Sayang…!!!”jawab Emak Mertua aku rasa kekesalan pada dirinya dan dia terus menyambung lagi. “Mak rasa kita lupakan apa yang telah kita lakukan dan kembali seperti biasa, Sayang…!!!”sambung Emak Mertua aku tu hanya terdiam tanpa cuba mencium bibirnya tetapi dia mengelak dan mengetapkan bibirnya dan terus berkata kepada aku. “Walaupun Mak akan rasa kekosongan tetapi biarlah ia berlalu dengan sendirinya,Sayang…!!!Maafkan Mak,Arshad Sayang…!!!”Emak Mertua aku tu terus berkata kepada begini membuatkan aku panik lantas aku terus bangun mengenakan pakaian aku dan beredar keluar dari chaletnya membiarkan Emak Mertua aku tu aku terus menuju ke restoran untuk mengisi perut aku yang lapar sambil melayani fikiran aku yang berserabut dengan seribu persoalan. Selesai makan,aku duduk di jeti,cuba untuk menenangkan fikiran dia mengajar aku betapa enaknya perlakuan hubungan seks sumbang mahram ini,tiba-tiba dalam sekelip mata dia cuba masih mengingini untuk meratah puas-puas akan aku hadapinya selepas ini…???.Aku bertekad untuk bersemuka dengannya sebelum isteri dan anak-anak aku pulang sekitar jam 630 petang aku menunjukkan pukul 230 petang dan Emak Mertua aku tu tidak kelihatan di pasti masih berada di terus menuju ke restoran untuk membelikan makanan untuk dibawa melangkahkan kaki aku menuju ke chaletnya dan sesampai di pintu chalet, aku mengetuk dan Emak Mertua aku tu terus membukak sempat aku mengatakan sesuatu dia mula bersuara. “Arshad,Mak nak cakap sikit dengan Arshad…!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada aku lalu dia duduk di atas pun terus menghulurkan makanan yang aku belikan seraya berkata. “Nah,Mak…!!!Arshad belikan Mak nasi bungkus tadi…!!!Mak makan la dulu ye,selepas ni kita boleh berbincang…!!!”kata aku kepada Emak Mertua aku tu. “Takpe la,letak dulu kat atas meja ni…!!!Nanti Mak akan makan…!!!Kita mesti bincang dulu ye,Sayang…!!!” duduk di kerusi berhadapan dengannya lalu memusatkan pandangan aku ke Mertua aku tu cuba mengelak pandangan tidak memandang tepat kepada jadi sedikit gementar untuk menghadapi suasana ini tetapi aku kuatkan semangat dan memulakan bicara. “Mak,kalau Mak nak bincang tentang apa yang kita dah lakukan,Arshad bertekad,walau apapun yang akan berlaku,Arshad tetap mahu MAIN dengan Mak…!!!”kata aku kepada Emak Mertua aku tu memulakan sempat aku menyambung kata-kata aku,dia menyampuk. “Arshad,apa yang kita lakukan ni berdosa,Sayang…!!!Mak tak tahu kenapa Mak buat macam ni,dengan menantu kesayangan Mak pulak tu…!!!Terus-terang Mak katakan,Mak memang bernafsu kuat…!!!Selepas arwah Bapak meninggal,Mak masih boleh bertahan lagi tapi sejak Pak Ayub mengusik-usik Mak hari tu,tiba-tiba Mak rasa Mak masih perlukannya lagi,Sayang…!!!Keinginan nafsu seks Mak kembali lagi walaupun Mak dah tua ni,Sayang…!!!”sampuk Emak Mertua aku tu. “Mak,keinginan nafsu seks akan pergi selepas kita mati…!!!Selagi kita hidup,selagi itu kita akan mempunyai keinginan nafsu seks,Mak…!!!Semalam Mak dah ajar saya curang dengan isteri saya dan saya dah mula seronok MAIN dengan Mak tapi tiba-tiba Mak nak cerita pasal dosa pulak…!!!Saya nak Mak faham betul-betul,saya tetap nak teruskan apa yang kita dah mulakan,Mak…!!!”aku berkata kepada Emak Mertua aku aku mula meninggi. “Kita ikutkan saja hati kita,orang lain tak perlu tahu…!!!Bila saya nak,Mak mesti beri…!!!Kalau tidak,saya akan lakukan perkara yang Mak tak ingin tahu…!!!Fahamkan itu dan jangan banyak cakap lagi…!!!”aku mula kelihatan terperanjat dengan tingkahlaku aku dan menunjukkan kegelisahannya. “Sekarang makan dulu,lepas ini kita MAIN…!!!”aku menyambung dengan batang kote aku mula mengeras. “Mak belum lapar lagi,Sayang…!!!Nanti karang Mak makan la…!!!”balasnya terus memerintahnya. “Kalau gitu,naik atas katil dan bukak baju Mak sekarang jugak…!!!Saya dah tak tahan nak MAIN dengan Mak sekarang ni…!!!”aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang aku keluarkan tetapi keinginan nafsu seks aku telah mengawal diri mesti menyetubuhinya lagi. Emak Mertua aku tu pun terus bangun dan berlalu masuk ke bilik,menanggalkan pakaiannya satu-persatu dan baring meniarap di atas dengan masih berpakaian membaringkan diri di mengusap rambutnya dan merapatkan bibir aku ke pipinya lalu dengan itu,dia mengerengkan tubuhnya menghadap aku sambil tersenyum. “Mak,maafkan Arshad kerana berkasar dengan Mak tadi…!!!Kalau Mak nak lupakan bahawa kita telah buat perkara ini,Arshad akan bangun dan tinggalkan bilik ni…!!!”aku mulakan berkata sempat aku nak menghabiskan ayat aku,Emak Mertua aku terus menyambut kata aku. “Dah la Arshad,kita dah terlanjur jauh…!!!Mak sangat-sangat memerlukan seorang lelaki dalam hidup Mak sekarang ni…!!!Kalau Arshad sudi,Arshad boleh jadi lelaki tu…!!!”Emak Mertua aku tu menyambut kata cuba mendapatkan kepastian daripadanya. “Maksud Mak,kita akan teruskan begini…???”aku hanya menganggukkan kepalanya terasa lega kerana kini aku tidak berlawan dengan perasaan aku lagi dan tidak bertepuk sebelah tangan. Buat seketika aku ketepikan perasaan aku terhadap Isteri aku sendiri,iaitu anak perempuannya terus menarik Emak Mertua aku tu naik ke atas tubuh aku dan kami berkucupan sambil tangan aku meraba-raba belakang aku singgah di bontot tonggeknya yang berisi dan aku ramas-ramas perlahan-lahan. “Arshad,sebelum Hasnah dan anak-anak balik…!!!”Emak Mertua aku tu terus berkata kepada faham maksudnya dan menyekat kata-katanya dengan menarik rapat mulutnya dan menolak lidah aku ke menyambut dengan menyonyot-nyonyot lidah memeluknya,aku mengolekkan badan dan menghempap meneruskan meraba ke atas kedua-dua teteknya dan meramas-ramas Emak Mertua aku tu semakin kuat dan telah menunjukkan tanda bersedia untuk bangun perlahan-lahan dan melepaskan kucupan kami lalu membukak baju dan seluar terlentang di katil sambil tangannya meraba-raba bibir lubang cipapnya yang kelihatan berkilat-kilat diselaputi lendirnya sendiri. Perlahan-lahan aku menghempap tubuhnya lagi dan menemukan mulut berkucupan dan kedua-dua teteknya terhempap oleh dada mengesek-gesekkan tubuh kami dengan mengoyang-goyang kemudiannya terus menyusurkan tangan kanan aku ke lubang cipapnya dan memain-mainkan jari-jari aku di aku jolokkan jari-jari aku ke dalam lubang cipap dengan itu,dia mengoyang-goyangkan bontot tonggeknya. “Arshad,masukkan cepat,Sayang…!!!Emak Mertua aku tu terus merayu. Dengan itu,aku pun terus bangun dan memegang kedua-dua kaki Emak Mertua aku tu dan terus aku letakkan kepala batang kote aku ke mulut lubang cipap Emak Mertua aku tu dan menolak sedikit demi sedikit sehingga terbenam keseluruhannya ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali ke-2 pada hari tersebut kali ke-3 secara keseluruhannya.Apabila kepala batang kote aku mencecah pangkal rahimnya,dia mengerang terus rebahkan tubuh aku menghempap tubuhnya sambil menyorong dan menarik batang kote aku keluar-masuk pejam menahan kenikmatan dari pergerakan batang kote merapat ke telinganya dan membisik. “Sedap tak,Mak…???”bisik aku ke telinga Emak Mertua aku hanya menganggukkan kepala dan aku menyambung lagi. “Kita buat selalu,ye Mak…!!!”sambung aku membalas dengan suara yang tersekat-sekat menahan kenikmatan. “Arshad mesti selalu jenguk-jenguk Mak nanti ye,Sayanggg…!!!Kita boleh la MAIN SEKS selalu nanti,Sayanggggg…!!!”balas Emak Mertua aku tu dengan suara yang tersekat-sekat menahan kenikmatan. Bila aku menghentikan pergerakkan batang kote aku,Emak Mertua aku tu akan mengayak-ayak bontot tonggeknya seperti tak sabar untuk menikmati puncak teruskan gerakan sorong-tarik batang kote aku dengan perlahan-lahan dan sekali-sekala aku henyak-henyak batang kote aku dengan kali dia menerima henyakkan batang kote aku,dia akan dia mengayak bontot tonggeknya dengan laju sambil mendesah merayu kenikmatan. “Arshad,Mak dah nak sampai…Mak dah nak sampai…Mak dah nak sampai…laju…laju lagi,Sayanggg…!!!Ooohhh…aaarrrggghhh…aaahhh…aaahhh…aaaaahhhhh…!!!”bunyi suara Emak Mertua aku tu mendesah merayu dengan itu aku terus melajukan pergerakan batang kote aku dan… “Uuuhhhh…Sampai,Sayanggggg…!!!”bunyi desahan kenikmatan dari mulut Emak Mertua aku tu dan terus memancutkan air lama kemudiannya aku pun terus memancutkan air mani aku dengan agak banyaknya ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali ke-2 pada hari itu kali ke-3 secara keseluruhannya.Tubuhnya mengeletar kenikmatan menerima pancutan air mani kasih aku ke dalam lubang mencari-cari mulut aku dan mengucup aku dengan sampai serentak dengan peluh membasahi tubuh pertarungan kami,kami sama-sama terbaring terlentang menghadap ke siling untuk menenangkan nafas kami kembali,masing-masing senyap tanpa berkata-kata buat aku menoleh kepada Emak Mertua aku tu,dia tersenyum lemah bila mata kami kelihatan jugak dengan nafas kami berdua kembali tenang,kami berpelukkan dan memberanikan diri menyatakan aku cinta padanya dan mahu kerap bersamanya apabila ada kesempatan dan dia membalas dengan mengatakan dia jugak telah jatuh cinta pada aku dan terasa amat sayang pada aku,sebagai menantu lelaki kesayangannya dan jugak sebagai berjanji akan selalu menyerahkan tubuhnya untuk aku kerjakan selagi ada kesempatan yang memerlukan lelaki dan lelaki itu adalah kami membersihkan diri masing-masing untuk menyambut kepulangan Isteri dan anak-anak aku,kami sempat bertarung melakukan hubungan seks buat kali ke-3 pada hari itu kali ke-4 secara keseluruhannya tetapi secara sederhana dengan penuh kasih telah sampai ke kemuncaknya,aku pun terus memancutkan air mani aku dengan agak banyaknya ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali ke-3 pada hari itu kali ke-4 secara keseluruhannya dan cukup untuk kami berdua merasa puas dan nikmat. Petang itu kami berdua duduk di jeti,menunggu rombongan perkelahan pulang dan lagak kami seperti mertua dan kami berdua ingin duduk berpelukkan seperti pasangan lain yang duduk di jeti bersama-sama kami,kami terpaksa menahan perasaan tersebut. “Arshad,jangan sampai sesiapa sedar hubungan kita,terutama Hasnah dan anak-anak Mak yang lain,ye Sayang…!!!Nanti kecoh jadinya,Sayang…!!!”Emak Mertua aku tu memulakan perbualan sambil berpesan kepada menyampuk. “Baik la,Mak…!!!Kita sama-sama jaga perasaan kita depan diaorang,walaupun saya ingin peluk Mak sentiasa…!!!”sampuk aku. “Mak jugak rasa macam tu,Sayang…!!!Kalau boleh Mak nak Arshad peluk Mak selalu…!!!”balasnya. “Mak tak pernah bercinta dan tak pernah tahu akan rasa cinta itu bagaimana agaknya tetapi hari ni Mak rasakan bahawa perasaan cinta pada Arshad begitu membara sekali,Sayang…!!!Dulu Mak kahwin dengan arwah Bapak atas kehendak orang tua,Sayang…!!!Sehingga la Mak melahirkan 14 orang anak,perasaan cinta tu tak pernah wujud dalam hidup Mak ni,Sayang…!!!Mak cuma rasa bahawa hubungan Mak dengan arwah Bapak adalah kerana tanggungjawab Mak sebagai seorang isteri kepada suaminya sahaja,Sayang…!!!”Emak Mertua aku tu mula bercerita dan aku hanya mendengarkan meneruskan lagi. “Hari ni,Mak dapat rasakan cinta…cinta Mak pada Arshad…!!!Kalau la kita tidak ada hubungan muhrim,Mak nak sangat bernikah dengan Arshad dan hidup bersama sebagai isteri Arshad supaya Mak dapat menikmati sepenuhnya rasa cinta yang tak pernah Mak alami selama ini,dan Mak nak nikmatinya sehingga ke akhir hayat Mak nanti,Sayang…!!!”sambung Emak Mertua aku tu lagi. “Bagi saya Mak,saya pernah bercinta,cinta pada Hasnah,isteri saya dan anak Mak…!!!Mak pun tahu bagaimana saya lalui zaman itu 22 tahun yang lalu…!!!Saya sendiri yang beritahu Mak dan arwah Bapak pada masa tu bahawa saya cintakan anak Mak dan mahu mengahwininya…!!!Sehingga sekarang pun kami tetap macam dulu,Mak…!!!Kami masih menyintai antara satu sama lain,Mak…!!!”aku menjelaskan kepada Emak Mertua aku tu. “Tapi pada hari ini,saya telah jatuh cinta pada Maknya…!!!Dulu saya jelaskan pada Mak bagaimana saya cintakan anak Mak tetapi pada hari ini saya masih tetap cintakan Hasnah,Mak…!!!Pada hari ini jugak la saya dapat rasakan cinta saya pada Mak…!!!Cinta bagi kali kedua ini amat berlainan dan hebat sekali,Mak…!!!Di sini,Mak di hadapan saya…!!!Saya tak dapat menyentuh Mak di khalayak ramai,perasaan rindu saya pada Mak dah mula terasa apa lagi selepas ini kita akan berjauhan buat sementara dan akan berjumpa sekali-sekala jika ada kesempatan aje…!!!”jelas aku lagi. Kami sempat berbual panjang,menjelaskan perasaan masing-masing dan merancang masa depan dan bagaimana kami dapat bertemu dan meneruskan hubungan kami supaya tidak dihidu oleh hari-hari seterusnya percutian ini kami berjanji tidak akan melakukan apa-apa supaya jauh dari syak-wasangka sehinggalah Hasnah,anak-anak dan adik-adik ipar aku malam itu,kami semua makan teringatkan janji aku pada Isteri aku untuk memuaskan keinginan nafsu seksnya pada malam ragu-ragu jika aku akan mengecewakannya pada malam nanti kerana seluruh tenaga aku telah aku kerahkan untuk Emaknya siang itu,selepas makan aku minta izin pada Isteri aku untuk merayau-rayau sendirian pada malam itu dan berjanji akan pulang awal untuk melayani keinginan nafsu seksnya tadi,keinginan nafsu seksnya memang sudah berkobar-kobar tetapi dia mengizinkan aku setelah aku membuat janji aku adalah untuk membeli minuman bertenaga “Red Bull” dan menongakknya supaya tenaga aku kembali untuk melayan keinginan nafsu seks Isteri aku pulak. Nasib aku kurang baik,tidak terdapat kedai yang mula risau dan terus menyusur di gerai-gerai Kampung Salang,Pulau berhenti untuk minum di sebuah gerai minuman untuk membasahkan tekak aku apabila nasib menyebelahi itu ada menjual kopi Tongkat minum sehingga 2 gelas sehingga badan aku berpeluh kepanasan walaupun cuaca malam itu dingin menghabiskan 2 gelas,aku pun beredar untuk pulang ke chalet dan ke bilik untuk bertarung kali kedua pulak,kali ini dengan Isteri Kopi Tongkat Ali tidak mengecewakan aku atau mungkin ketika aku menyetubuhi Isteri aku,aku membayangkan penting,Isteri aku biasa sebelum aku terpancut,dia sampai ke puncak nikmat sebanyak 2 kali dan terus terlena itu aku tidur nyenyak dan hanya tersedar pada jam 600 pagi keesokannya. Aku keluar bersiar-siar menyedut udara pagi di tepi aku turun dari chalet,aku menoleh ke chalet Emak Mertua tidak kelihatan,mungkin belum bangun tidur kerana terlalu 730 pagi semua berkumpul untuk sarapan dan Emak Mertua aku saling pandang-memandang rindu untuk memeluknya tetapi apakan Mertua aku jugak berperasaan yang menceritakan pada aku selepas kami dapat bersama,setelah pulang daripada percutian. Jadual hari itu,kami semua dibawa untuk membuat Jungle Tracking’ untuk berkelah di air terjun dan melihat hidupan liar di sekeliling Pulau Tioman ini,aku dan Emak Mertua aku tu ikut Isteri aku suruh aku membantu memimpin kami mempunyai kesempatan tetapi kami dapat mengawal diri menunaikan janji berlagak sebagai menantu yang baik dan bertanggungjawab dan Emak Mertua aku tu menjalankan peranannya sebagai seorang tua yang tidak berdaya berjalan aku aku kelihatan bangga kerana aku nampak sayang dengan Emaknya dan menjaganya dengan itu berjalan dengan tenang. Pagi keesokannya kami menghabiskan masa bersiar-siar di Kampung Salang,Pulau Tioman kerana selepas makan tengahari kami akan pulang ke tanah besar di Mersing, kami bertolak pulang pada jam 200 kali ini,Emak Mertua aku tidak mabuk boleh naik dan turun sendiri dari sampai ke daratan jam 400 petang setelah 2 jam 430 petang kami terus bertolak dengan bas perlancongan untuk pulang ke bandar. Seterusnya,perhubungan aku dengan Emak Mertua aku berjalan dengan baik sehingga ke hari ini tanpa dapat dihidu oleh hubungan kami telah berjalan selama 2 seorang kontraktor,masa aku tidak menyerahkan kerja-kerja pada pembantu pejabat ditangani oleh Isteri aku dan adik-adik ipar kunjungan aku ke rumah mertua aku semakin kerap tanpa ditemani oleh Isteri aku kerana terlalu sibuk dengan urusan pejabat yang sengaja aku sibukkannya. Rumah Emak Mertua aku telah aku bilik khas untuk keluarga aku apabila kami berkunjung telah aku bina,yang sebenarnya adalah syurga bagi aku dan Emak Mertua aku tu untuk meneruskan hubungan kami memuaskan keinginan nafsu seks masing-masing lagaknya sebagai suami tersebut hanya aku yang memegang kuncinya dan adik-adik ipar yang amat hormat pada aku tidak sesekali mahu mengambil kisah apa yang berlaku dalam bilik jugak tidak pernah tahu sama ada aku ada dalam bilik tersebut atau tidak kerana ia terletak di tingkat tingkat 2 tersebut yang tidak pernah dinaiki oleh adik-adik ipar aku kerana mereka masing-masing aku binakan bilik sendiri lengkap dengan perabut dan aku belikan set hiburan dalam bilik atas hanya mempunyai bilik keluarga aku dan bilik Emak Mertua itu apabila Emak Mertua aku naik ke atas,tiada siapa ambil akan dipanggil dari bawah sahaja apabila diperlukan dan jika dia keluar dari bilik aku pun tiada siapa akan itu kami bebas melakukan apa sahaja ketika kami apabila kami saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama,aku akan membuka HiFi dengan kuat supaya segala bunyi semasa kami sedang saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama tidak akan kedengaran. Pada Isteri aku,selalu aku katakan bahawa aku kena kerja luar berhampiran dengan kampung Mertua aku dan aku akan tidur atau berehat di rumah amat gembira sekali kerana aku kerap berkunjung dan menjenguk suatu ketika ketika aku sedang menyetubuhi lubang cipap Emak Mertua aku tu,handphone aku batang kote aku masih terbenam di dalam lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu aku menjawab handphone handphone aku,Isteri aku menanyakan aku berada di nyatakan aku sedang berehat di rumah menyakinkan dirinya dia mintak untuk bercakap dengan katakan bahawa Emaknya sedang berada di dapur tetapi dia tetap ingin bercakap dengan Emaknya lalu aku berpura-pura menjerit memanggil Emaknya sedangkan Emaknya sedang aku hempap dengan batang kote aku masih lagi tertanam di dalam lubang cipap senyapkan selang seminit dan kemudian aku serahkan handphone aku kepada Emak Mertua aku tu yang sedang aku Mertua aku tu terus mengambil handphone aku tersebut dan memulakan perbualan dengan anaknya sambil aku meneruskan henjutan batang kote aku di dalam lubang teruskan menyorong-tarik batang kote aku di dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu,aku menghisap kedua-dua teteknya sedang dia terus berbual-bual dengan melihat wajah Emak Mertua aku tuku menahan kenikmatan dari perlakuan hubungan seks sumbang mahram kami. “Has,Mak tak dapat berbual panjang ni…nanti hangus lauk kat atas dapur…!!!Nanti la kita berbual lagi ye…!!!”kata Emak Mertua aku tu cuba menamatkan perbualan telefon dengan Isteri aku dan terus menyerahkan handphone aku tu kepada memastikan aku telah menutupnya dan selepas itu Emak Mertua aku mengerang dengan kuat kerana terlalu nikmat dengan asakkan batang kote meneruskan perlakuan hubungan seks sumbang mahram kami sehingga ke kemuncak. Setiap kali aku berkunjung,akan berakhir dengan kami berdua sama-sama lemas saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama merasa sungguh bahagia pada itu,peti ais di bilik aku sentiasa dipenuhi dengan air tin Tongkat Ali Power Root untuk aku dan air tin Manjakani Power Root untuk Emak Mertua aku hendak memulakan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama,kami akan sama-sama menonggak air tersebut dan bertahanlah perlakuan hubungan seks sumbang mahram bersama kami sehingga lebih kurang 2 Tongkat Ali,batang kote aku keras menegak dan dengan Manjakani,lubang cipap Emak Mertua aku tu sentiasa sempit seperti lubang cipap anak dara……………………………. Kisah Desah - Perkenalkan dulu namaku Yudi. Sudah satu minggu ini akau berada di rumah sendirian. Istriku, Ririn, sedang ditugaskan dari kantor tempatnya bekerja untuk mengikuti suatu pelatihan yang dilaksanakan di kota lain selama dua minggu. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. Kalau mau tidur rasanya kok aneh juga, kok sendirian dan sepi, padahal biasanya ada istri di sisiku. Memang perkimpoian kami belum dikaruniai anak. Maklum baru 1 tahun berjalan. Karena sendirian itu, dan maklum karena otak laki-laki, pikirannya jadi DominoQQ, BandarQ, Bandar Sakong, Dominobet, Situs Poker Online Terpercaya di IndonesiaAku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertuaku. Ibu mertuaku memang bukan ibu kandung istriku, karena ibu kandung Ririn telah meninggal dunia. Ayah mertuaku kemudian kimpoi lagi dengan ibu mertuaku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertuaku ini umurnya sekitar 40 tahun, wajahnya ayu, dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertuaku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu. Hemm, sungguh itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainanku dengan Ririn. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkimpoianku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu, ibu mertuaku waktu itu masih calon berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertuaku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertuaku yang cantik itu. Cerita DewasaHari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertuaku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuaku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertuaku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan Ririn istriku, dan juga ayahku mertua yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertuaku disetubuhi ayah mertuaku, aku bayangkan kemaluan ayah mertuaku keluar masuk vagina ibu mertuaku, Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertuaku. Ibu mertuaku juga sayang sama kami, walaupun Ririn adalah anak hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuaku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertuaku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya, “Bu, ngapain sih dulu ibu kok cium Yudi?”.“Aah, kamu ini kok maih diingat-ingat juga siih”, jawab ibuku sambil memandangku.“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.“Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat Ririn lho Yud…, Nanti kedengaran ayahmu juga bisa geger lho Yud”.“Tapii, sebenarnya kenapa siih bu…, Yudi jadi penasaran lho”.“Aah, ini anak kok nggak mau diem siih, Tapi eeh…, anu…, Yud, sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa kau ini, masa lihat menantunya sendiri kok blingsatan”.“Mungkin, setannya ya Yudi ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertuanya. Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau Yudi lagi sama Ririn, malah bayangin Ibu lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau Ibu pernah bayangin Yudi nggak kalau lagi sama Bapak”, aku semakin berani.“aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama ibu mertuanya. Pasti ibu yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.“Padahal dua-duanya ngebet lo Bu. Buu, maafin Yudi deeh. Yudi jadi pengiin banget sama ibu lho…, Gimana niih, punya Yudi sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani.“Aduuh Yuud, jangan gitu dong. Ibu jadi susah nih. Tapi terus terang aja Yuud.., Ibu jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, ibu jadi pengin ngeloni kamu Yud…, Yud kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi Yud menggir sebentar Yud, ibu pengen cium kamu di sini”, kata ibu dengan suara aku jadi berdebar-debar sekali. Mungkin terpengaruh juga karena aku sudah satu minggu tidak bersetubuh dengan istriku. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuaku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.“eehhm…, Yuud ibu kangen banget Yuud”, bisik ibu mertuaku.“Yudi juga buu”, bisikku.“Yuud…, udah dulu Yud…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertuaku.“Buu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.“iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.“Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu, aku tuntun untuk memegang penisku. DominoQQ“Aduuh Yuud. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu mertuaku, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan di rumahku, aku turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertuaku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.“Buu, Yudi kangen banget buu…, Yudi kangen banget”.“Aduuh Yuud, ibu juga…, Peluklah ibu Yud, peluklah ibu” nafasnya semakin terpejam, aku ciumi matanya, pipinya, aku lumat bibirnya, dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.“Eehhmm.., Yud, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi Yud masukkan lidahmu ke mulut ibu”Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, “Yud, bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur kami. Aku merasa tidak enak dengan Ririn apabila kami memakai tempat tidur di kamar kami.“Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”.“Okey, Yud. Aku juga nggak enak pakai kamar tidurmu. Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuaku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol.“iich.., dasar anak nakal”, ibu mertuaku merengut duduk di tempat tidur, sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertuaku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini, vagina ibu mertuaku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertuaku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertuaku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertuaku. Aku ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertuaku, dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalaku dan rambutku, mengelus punggungku, pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertuaku. Cerita Mesum“Buu, aku kaangen banget buu…, Yudi kanget banget…, Yudi anak nakal buu..”, bisikku.“Yuud…, ibu juga. sshh…, masukin Yuud…, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget Yuud, Yuudm…”, bisik ibuku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertuaku bertelakn pada siku dan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir ibu mertuaku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando ibu mertuaku dikangkangnya lebar-lebar, dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertuaku. Kepala penisku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.“Masukkan separo saja Yud. Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat, semakin memompa penisku ke vagina ibu mertuaku. “Buu, Yudi masuk semua, masuk semua buu”“Iyaa Yuud, enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertuaku, mencoblos vagina ibu mertuaku yang licin, yang tebal, yang sempit karena sudah kontraksi mau puncak. Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi.“Buu Yudi mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.“ssh…, hiiya Yuud, keluariin Yuud, keluarin”.“Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Yuudm, Yudm, Teruss Yuudm”, Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertuaku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya, tetapi ditahan ibu mertuaku.“Biar di dalam dulu Yuud…, Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertuaku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibunya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi Yuud…, ibu nikmat banget, marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”.“Buu, Yudi juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.“Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas Yuud.., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”.“Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku. LaguQQ“Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku.“Tapi buu, Yudi rasanya emoh pisah sama ibu”.“Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”.Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi.“Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”.Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakain dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami. Berita tentang rencana acara peringatan tiga tahun meninggalnya almarhum ayah mertuaku yang disampaikan Rosyid saudara istriku dari kampung, tidak terlalu mengejutkan. Karena aku dan istriku Marni telah memperhitungkan sebelumnya hingga sudah menyiapkan anggaran untuk keperluan kegiatan itu guna membantu ibu yang membuatku terkejut, sebelum pulang Rosyid menyeretku dan berbisik memberitahu bahwa di kampung belakangan santer beredar isu bahwa ibu mertuaku ada main dengan Barnas, tukang ojek warga setempat. “Saya kira Barnas hanya mengincar duitnya Bude Amah nama ibu mertuaku Salamah. Bude kan sudah tua, masa sih Kang Barnas mau kalau nggak ngincar uangnya,” kata Rosyid, saat aku mengantar dia keluar rumah dan tidak ada Marni di dekat Rosyid, ia menyampaikan itu agar aku jangan kaget jika mendengarnya. Juga diharapkan dapat mengingatkan ibu mertuaku. Karena menurut Rosyid, warga kampung sudah geregetan dan berniat menggerebeknya kalau sampai ketahuan. “Terima kasih informasinya Sid. Saya akan mencoba mengingatkan ibu kalau ada saat yang perselingkuhan ibu mertuaku dengan tukang ojek itulah yang membuatku banyak termenung dalam bus yang membawaku dari Jakarta menuju ke desa di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Seperti halnya Rosyid, aku juga tidak habis pikir kenapa ibu mertuaku sampai terlibat selingkuh dengan bekas istri Sekdes dan tergolong orang berada di kampungnya, ibu mertuaku termasuk pandai merawat diri di samping tergolong lumayan cantik. Maka meskipun usianya telah 52 tahun, masih nampak sisa-sisa berkulit bersih itu juga bisa dibilang masih menyimpan pesona untuk membangkitkan hasrat lelaki. Jadi tidak benar anggapan Rosyid bahwa ibu mertuaku tidak menarik lagi bagi laki-laki. Bagian pantat dan busungan buah dadanya memang masih menantang. Aku tahu itu karena ibu mertuaku sering hanya mengenakan kutang dan menutup tubuhnya dengan balutan kain panjang saat di dalam dari tubuh ibu mertuaku yang sudah kurang menarik hanya pada bagian perutnya. Seperti kebanyakan wanita seusia dia, perutnya sudah tidak rata. Juga lipatan yang sudah mulai muncul di bagian leher dan kelopak untuk bagian tubuh yang lainnya, sungguh masih mampu membuat jakunku turun naik. Kakinya yang panjang, betisnya masih membentuk bulir padi dengan paha yang mulus dan membulat kekar. Dadanya juga sangat montok. Entah kalau soal masih kenyal dan tidaknya. Aku sendiri suka ngiler karena tetek istriku tak sebesar punya ibunya itu di samping kulit istriku tak secerah kulit ketika ibu berkunjung dan menginap beberapa lama di rumahku, aku nyaris gelap mata. Saat itu Marni istriku baru melahirkan anak pertamanya. Ibu sengaja datang dan tinggal cukup lama untuk menggantikan peran Marni mengurus tinggal di rumahku, kebiasaan ibu mertuaku di desa yang hanya mengenakan kutang dan membalut tubuh bagian bawah dengan kain panjang saat di rumah, tetap dilakukannya. Alasannya, Jakarta sangat panas hingga ia merasa lebih nyaman berbusana ala Tarzan seperti tidak ada masalah, karena ibu mertuaku hanya berpakaian seperti itu saat ada di dalam rumah. Namun khusus bagiku saat itu jadi terasa menyiksa. Betapa tidak, sementara harus berpuasa syahwat karena istri yang tidak bisa melayani selama 40 hari setelah melahirkan sementara setiap saat aku seolah disodori pemandangan menggiurkan penampilan ibu ibu mertuaku tanpa merasa risi sering berpakaian setengah telanjang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang masih merangsang di hadapanku. Bahkan kutang yang dipakainya kerap tampak kekecilan hingga susunya yang besar tidak bisa muat sepenuhnya terbungkus kutang yang dipakainya. Aku jadi tersiksa, terpanggang oleh nafsu yang tak bahkan pernah gelap mata dan nyaris nekad. Malam itu, saat hendak buang air kecil ke kamar mandi, aku sempat berpapasan dengan ibu mertuaku yang juga baru dari kamar mandi. Namun yang membuat mataku melotot, ia keluar dari kamar mandi nyaris bugil. Hanya mengenakan BH, sementara kain panjang yang biasa dipakainya belum dilitkan di dengan santainya, sambil jalan digunakannya kain panjang itu untuk mengelap bagian bawah tubuhnya yang basah. Terutama di selangkangannya untuk mengelap memeknya yang baru tersiram air. “Ee.. ee.. kamu belum tidur Win?” katanya tergagap ketika menyadari kehadiranku.“Be.. be.. belum Bu. Saya mau ke kamar mandi dulu,” ujarku sambil memelototi tubuh telanjangnya jadi tersipu ketika merasa sorot mata menantunya terarah ke selangkangannya. Ia berusaha dengan susah-payah melilitkan kain panjangnya untuk menutupi bagian tubuhnya itu. Lalu bergegas menuju ke kamarnya. Namun sebelum masuk ke kamar ia sempat berpaling dan melempar senyum padaku. Senyum yang sangat sulit malam itu menjadi malam yang sangat menyiksa. Sebab kendati sepintas aku sempat melihat kemulusan pahanya serta memeknya yang berjembut lebat serta pinggul dan pantatnya yang besar. Akibatnya kejantananku yang sudah hampir setengah bulan tak mendapatkan penyaluran langsung berdiri mengacung dan tak mau tidak menimbang bahwa dia adalah ibu dari wanita yang kini menjadi istriku dan nenek dari anakku, rasanya aku nyaris nekad mengetuk pintu kamarnya. Sebab dari senyumnya sepertinya ia memberi peluang. Dan aku sangat yakin di usianya yang telah 52 tahun ia masih memiliki hasrat untuk disentuh meredakan ketegangan yang sudah naik ke ubun-ubun, malam itu aku menyalurkan sendiri hasrat seksualku dengan beronani. Aku mengocok di kamar mandi sambil membayangkan nikmatnya meremasi tetek besar ibu mertuaku serta menancapkan kontolku ke lubang memeknya yang berbulu sangat soal ibu mertuaku yang terlibat perselingkuhan dengan tukang ojek, ternyata bukan isapan jempol. Itu kutahu setelah sampai di kampungku. Aku mendapatkan kepastian itu dari Ridwan, temanku yang menjadi guru di salah satu SD di kampungku. Aku memang sempat mampir ke rumahnya sebelum ke rumah ibu mertuaku.“Kalau mungkin setelah acara peringatan almarhum ayah mertuamu, sebaiknya Bu Amah kamu ajak saja ke Jakarta Win. Jadi tidak menjadi aib keluarga. Soalnya orang-orang sudah mulai menggunjingkan,” kata dia saat aku saran Ridwan memang sangat tepat. Tetapi kalau ibu mertuaku menolak, rasanya sulit juga untuk memaksanya. Untuk berterus terang bahwa sudah banyak warga kampung yang tahu bahwa ibu mertuaku berselingkuh dengan Barnas dan warga berniat menggerebeknya, ah rasanya sangat tidak pantas mengingat kedudukanku sebagai berpikir keras dalam perjalanan ke rumah ibu mertuaku, kutemukan sebuah solusi. Bahkan ketika aku mulai memikirkan langkah-langkah yang akan kulakukan, tak terasa batang penisku jadi menegang. Hingga aku segera bergegas agar segera sampai ke rumah dan tidak kemalaman. Aku takut ibu mertuaku sudah tidur dan tidak bisa menjalankan ibu mertuaku belum tidur dan ia sendiri yang membukakan saat aku mengetuk pintu. Seperti biasa setelah kucium tangannya, ibu langsung memelukku. Namun berbeda dari biasanya, pelukan ibu mertuaku yang biasanya kusambut biasa-biasa saja tanpa perasaan kali ini sangat kunikmati. Bahkan kudekap erat hingga tubuhnya benar-benar merapat ke biasa ia hanya memakai kutang dan melilitkan kain panjang di pinggangnya. Saat kupeluk buah dadanya terasa menekan lembut ke dadaku. Teteknya yang besar masih lumayan kenyal, begitu aku membathin sambil tetap dengan sengaja aku sempat mengusap-usap punggungnya dan mukaku sengaja kudekatkan hingga pipiku dan pipinya saling menempel. Tidak hanya itu, aku yang memang punya rencana tersendiri, sengaja mencoba memancing reaksinya. Puas merabai kehalusan kulit punggungnya, tanganku meliar turun. Ke pinggangnya dan terus ke bokongnya yang terbalut lilitan kain ibu mertuaku tidak memakai celana dalam. Karena tidak kurasakan adanya pakaian dalam yang dikenakan. Namun yang membuatku makin terangsang, pantat besar ibu mertuaku ternyata masih cukup liat dan padat. Ah, pantas saja Barnas mau menjadi pasangan selingkuhnya. Rupanya Barnas punya selera yang bagus juga pada tubuh perempuan, pikirku kembali tidak menyadari atau menikmati yang tengah kulakukan, ibu mertuaku tidak memprotes saat tanganku mulai meremasi bongkahan pantatnya. Namun setelah beberapa lama akhirnya ia bereaksi. “Uu… udah Win nggak enak kalau ketahuan si mbok. Ia belum tidur, masih bersih-bersih di dapur,” ujarnya.“I. ii.. iya Bu. Maaf saya kangen banget sama ibu,”“Marni dan Rafi nggak ikut Win?” kata ibu padanya kehamilan Marni sudah masuk ke hitungan sembilan bulan dan Rafi sering rewel kalau berpergian jauh tanpa ibunya jadi mereka tidak ikut pulang. “Ohh… ya nggak apa-apa. Manto adik istriku juga katanya tidak bisa datang. Dia cuma kirim wesel,” ujarnya ibu aku diantar ke kamar yang biasa kupakai bersama Marni saat pulang kampung. Namun saat ia menyuruhku mandi, kukatakan bahwa tubuhku agak meriang. “Oh.. biar si mbok ibu suruh merebus air untuk kamu mandi biar seger. Sudah kamu tiduran saja dulu. Kalau mau nanti ibu pijitin dan dibalur dengan minyak dan bawang merah ditambah balsem gosok setelah mandi biar hilang masuk anginnya,” katanya sambil bergegas keluar dari ia melangkah pergi, kupandangi goyangan pantat besarnya yang tercetak oleh lilitan kain panjang yang dipakainya. Pantat yang masih padat dan liat. Perutnya memang mulai sedikit membuncit. Maklum karena usianya sudah tidak muda lagi. Namun dengan posturnya yang tinggi besar kekurangannya di bagian perut itu dapat mandi dan makan malam, aku pamit pada ibu mertuaku untuk masuk kamar. Tetapi sambil jalan aku kembali berpura-pura seperti orang yang tengah tidak enak badan. Maksudku untuk mengingatkan ibu mertuaku perihal tawarannya untuk memijiti tubuhku. Dan benar saja, melihat aku memegangi kepalaku yang sebenarnya tidak pusing dia langsung tanggap.“Oh ya mbok, tolong ambilkan minyak goreng, bawang merah dan balsem untuk memijit Nak Win. Sesudah itu si mbok tidur saja istirahat karena besok harus siap-siap masak,” perintah ibu mertuaku pada Mbok Dar, pembantu yang sudah lama ikut keluarga lebih dari lima menit, ibu mertua menyusulku masuk kamar membawa piring kecil berisi minyak goreng, irisan bawang merah dan uang logam serta balsem gosok. “Katanya mau dipijit. Ayo buka kaos dan sarungnya. Kalau dibiarkan bisa tambah parah masuk anginnya,” ujarnya setelah duduk di tepian ranjang tempat aku itu aku hanya memakai celana dalam tipis di balik sarung yang kupakai. Maka setelah sarung dan kaos kulepas, seperti halnya ibu mertuaku yang hanya memakai kutang dan membalut tubuh dengan kain panjang, tinggal celana dalam tipis yang masih melekat di kulihat mata ibu mertuaku menatapi tonjolan yang tercetak di celana dalamku. Sejak memeluk dan meremas pantat ibu mertuaku serta merasakan busungan buah dadanya menempel di dadaku, penisku memang mulai bangkit. Kuyakin batang kontolku itulah yang tengah menjadi perhatiannya. Boleh jadi ia mengagumi batang kontolku yang memang ukurannya tergolong panjang dan memang tidak menatapi secara langsung ke selangknganku. Tetapi sambil mencampurkan bawang merah, minyak dan balsem di piring untuk dibalurkan di tubuhku sebelum dipijat, sesekali ia mencuri pandang. Aku makin yakin bahwa gairahnya dalam urusan ranjang memang masih belum padam. Dan karena lirikan mata ibu yang sering tertuju ke selangkanganku itulah aku menjadi makin berani melaksanakan siasat yang telah kurencanakan.“Bu sebenarnya saya nggak meriang. Saya hanya ingin ngoborol berdua dengan ibu karena kangen dan ada yang ingin disampaikan,” ujarku mertuaku tampak kaget. Ia yang tadinya hendak membalurkan campuran balsem, minyak kelapa dan bawang merah ke dadaku diurungkannya dan menatapku penuh tanda tanya. Bahkan terlihat makin panik ketika kukatakan bahwa yang ingin kuketahui adalah soal hubungannya dengan Barnas, pria yang berprofesi sebagai pengojek termasuk soal kegeraman masyarakat yang ingin menangkap basah ibu dan selingkuhannya piring kecil berisi ramuan untuk urut yang dipegangnya tumpah karena kekagetannya, segera kuambil alih. Sambil bangkit dari tidur, kuugenggam tangan ibu mertuaku setelah piringnya kutaruh di meja kecil dekat tempat tidur. “Ibu ceritakan saja sejujurnya pada saya biar nanti kalau sampai Marni tahu saya bisa membantu menjelaskan dan memberinya pengertian,” kataku.“Jangan Win, tolong jangan. Jangan sampai Mirna tahu soal ini. Dia belum tahu kan?” Ibu mertuaku menghiba. Ia tampak makin panik.“Belum Bu. Hanya saya yang tahu dari orang-orang. Makanya ibu ceritakan saja semuanya. Ibu benar-benar serius hubungannya dengan Barnas?”Setelah kudesak dan kuyakinkan bahwa aku tidak akan menceritakannya pada Marni, ia akhirnya bercerita. Menurutnya, ia sampai berhubungan dengan Barnas karena iseng dan kesepian. Setelah mencobanya sekali, menurut pengakuan ibu mertuaku, sebenarnya ia tidak berniat mengulangnya lagi. Takut menjadi gunjingan di setiap kesempatan Barnas sering datang dan mendesak. Bahkan mengancam akan menceritakan kepada orang-orang bila ibu mertuaku tidak melayaninya. Hingga sudah tiga kali terpaksa ibu mertuaku melayani Barnas. “Setelah bapaknya Marni tidak ada ibu sering kesepian Win. Sampai akhirnya ibu khilaf,” ujarnya.“Kalau dengan Pak Lurah, hubungannya sejauh mana Bu,”Aku mempertanyakan itu karena selain dengan Barnas ada pula kabar miring yang kudengar dari teman di kampung, Pak Lurah juga sering bertandang ke rumah ibu mertuaku. Namun kabar miring itu ditepisnya tegas-tegas oleh ibu mengakui beberapa kali Pak Lurah datang ke rumah. Bahkan pernah mengajaknya untuk menikah siri atau menikah tidak resmi. Tetapi menurut ibu mertuaku, ia dengan tegas telah menolaknya hingga akhirnya tidak pernah datang lagi.“Ibu memang cantik dan sexy sih. Saya saja suka nggak tahan kalau melihat ibu,” kataku mencoba memancing.“Huussh.. ngomong apa kamu Win. Ibu kan sudah tua,”“Eeh bener lho Bu. Ingat nggak waktu saya memergoki ibu malam-malam keluar dari kamar mandi dan sempat melihat i.. itunya Ibu?”Kuceritakan pada ibu mertuaku bahwa saat itu aku benar-benar sangat terangsang. Bahkan nyaris nekad menyusul ibu ke kamar. Namun karena takut ibu menolak, akhirnya kuurungan. Hanya di kamar, sampai pagi aku tidak bisa tidur karena hasrat yang tak tersenyum mendengar ceritaku. Menurutnya, saat itu ia memiliki perasaan serupa karena gairahnya juga lagi tinggi. “Kalau saat itu kamu nekad masuk kemar pasti kejadian deh,” itu mendorongku bertindak nekad. Kulingkarkan tanganku ke pundaknya dan kukecup lembut pipi ibu mertuaku. Ia agak kaget dengan tindakan nekadku itu namun tidak berusaha menolak. “Kalau begitu sekarang saja ya Bu. Saya pengin banget, ’ kataku berbisik di telinganya.“Ta.. ta.. tapi Win,”Tetapi ibu mertuaku tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena mulutnya langsung kusumbat dan kulumat dengan mulutku. Ia sempat gelagapan. Namun ia yang awalnya hanya diam atas serangan mendadak yang kulancarkan, akhirnya memberi perlawanan saat lidahku mulai kujulurkan menyapu di seputar rongga terus melumat bibirnya, aku makin berani untuk bertindak lebih jauh. Kuremas teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam. Namun karena kurang puas, tanganku merogoh untuk meremas langsung gunung kembarnya. Payudaranya ternyata sudah agak kendur. Hanya ukurannya benar-benar mantap. Bahkan lebih besar dibanding susu Marni meski dia sedang juga besar dan menonjol. Aku jadi makin gemas untuk terus meremas dan memain-mainkan pentil-pentilnya. Ibu mertuaku menggelinjang dan mendesah. Bahkan tanpa kuminta dilepaskannya pengait pada BH yang dipakainya hingga penutup buah dadanya terlepas. Aku jadi makin leluasa untuk terus meremasi teteknya.“Tetek ibu udah kendor ya Win?” kata ibu mertuaku lirih.“Ah nggak. Tetek ibu besar dan mantep. Saya sangat suka tetek ibu. Ngegemesin banget,”“Punya Marni juga besar kan?”“Tapi masih kalah besar di banding punya ibu ini,” kataku sambil meremas gemas dan membuat ibu mertuaku memekik yang semula pasif menyandar ke tubuhku sambil menikmati belaian dan remasan tanganku di teteknya, kian terbangkitkan hasratnya. Tangannya mulai menjalar dan menyentuh kontolku. Mengelus dan meraba meski masih dari luar celana dalam yang kupakai. Mungkin ia sudah kebelet ingin menggenggam dan melihat membantunya dengan memelorotkan celana dalamku. Benar saja, setelah terlepas ibu mertuaku langsung meraih batang zakarku. Mengelus kepala penisnya yang membonggol dan mengocok-ngocoknya perlahan batangnya. Tampaknya dia benar-benar ahli untuk urusan memanjakan pria. Bahkan biji-biji pelir kontolku diusap-usapnya menikmati kocokannya, kulepas lilitan kain panjang yang membungkus tubuh ibu mertuaku. Tidak terlalu sulit karena ia hanya melilitkan dan menggulungkannya di atas pusarnya. Sekali tarik langsung tidak keliru. Ia tidak memakai celana dalam di balik kain panjang yang dipakainya. Wow memeknya terlihat sangat membukit di antara kedua pangkal pahanya. Aku yang sudah dua bulan puasa karena perut Marni yang makin membesar akibat kehamilannya menjadi tidak sabar untuk segera menyentuhnya. KUbaringkan tubuh ibu mertuaku lalu aku mengambil posisi berbaring dengan arah cuma tetek Marni yang kalah besar dengan milik ibunya. Dari segi ukuran dan ketebalannya, memek mertuaku juga lebih unggul. Mantap dan menawarkan kehangatan yang menantang untuk direguk. Aku langsung mengecup dan mencerucupi inchi demi inchi organ vital milik ibu mertuaku. Menjilatinya mulai lipatan bagian dalam pahanya hingga ke bagian yang membukit dan ke celahnya yang hangat dan sudah mulai tak mau kalah. Kurasakan biji-biji pelirku dijilati dan dicerucupi serta dikulumnya. Tubuhku mengejang menahan kenikmatan yang tengah diberikan ibu mertuaku. Meski harus setengah dipaksa, Marni memang sering mengulum penisku sebelum bersetubuh. Namun yang dilakukan ibu mertuaku dengan mulutnya pada penisku sangat terlalu lama pertahananku bisa jebol dan KO sebelum dapat memberi kepuasan kepada ibu mertuaku. Aku tidak mau ibu mertuaku menyangsikan kejantananku. Apalagi di perselingkuhan pertama kami. Untuk mengimbangi permainannya, lidahku kubenamkan dalam-dalam di lubang memeknya dan mulai mencongkel-congkel membuka lebar-lebar pahanya dan menghentikan jilatan serta kulumannya pada kontolku. Rupanya ibu mulai menikmati permainan mulutku di liang sanggamanya. Itilnya makin menyembul keluar akibat pososi pahanya yang makin mengangkang. Makin kuintensifkan fokus permainanku pada kelentitnya. Kukecupi, kuhisap dan kutarik-tarik itilnya dengan bibirku.“Aakkhhhh… ssshh aahhhkkkhh enak bangat Win. Kamu apakan itil ibu Win. Aakkkhh… aakhhhh… aaaaaahhhhh,”Rintihan dan erangan ibu makin menjadi. Bahkan sesekali terlontar kata-kata jorok dari mulutnya. Bisa-bisa Mbok Darmi, pembantu ibu mertuaku yang tidur di belakang mendengar dan menaruh curiga. Maka langsung kutindih tubuh ibu dan kusumbat mulutnya dengan mulutku. Lalu dengan tanganku, kuarahkan kontolku ke liang ibu mertuaku menggerinjal saat batang penisku menerobos masuk di lubang memeknya. Ia memekik tertahan dan dicubitnya pantatku. “Ih.. jangan kenceng-kenceng nusuknya. Kontol kamu kegedean tahu…” kata ibu mertuaku tapi tidak dalam nada juga dipuji ibu bahwa ukuran penisku cukup gede. “Sama punya Barnas gede mana Bu?”Ibu rupanya kurang suka nama itu disebut. Ia agak merengut. “Membayangkan ibu disetubuhi Barnas saya cemburu Bu. Makanya saya pengin tahu,” ujarku berbisik di telinganya.“Ibu tidak akan mengulang lagi Win. Ibu janji. Punya dia kalah jauh dibanding kontolmu. Memek ibu kayak nggak muat dimasuki kontolmu. Ah.. marem banget,” jawabnya ibu mendesah dan merintih ketika mulai kukocok lubang nikmatnya dengan penisku. Awalnya terdengar lirih. Namun semakin lama, saat ayunan dan hunjaman kontolku makin laju, kembali ia menjadi tak terkendali. Ia bukan hanya merintih tetapi mengerang-erang. Kata-kata joroknya juga ikut berhamburan.“Ah.. sshh… aaahh terus Win.. ya.. ya terus coblos memek ibu. Ah.. aaahhh… sshhh enak banget kontolmu Win. Gede dan mantep banget… aahhhh… aaaooooohhhh… ssshhhh,”Celoteh dan erangannya membuatku makin bernafsu. Apalagi ketika ibu mulai mengimbangi dengan goyangan pinggulnya dan membuat batang kontolku serasa diremas-remas di lubang memeknya. Ternyata memeknya masih sangat legit meski terasa sudah longgar dan kendur. Erangan ibu makin keras dan tak terkendali, tapi aku tak peduli.“Memek ibu juga enak banget. Saya suka ngentot sama ibu. Sshhh… aaahh.. yaa terus goyang bu… aahh.. ya. ya buu… aahsshhh,”Berkali-kali hunjaman kontolku kusentakkan di lubang memek ibu mertuaku. Ia jadi membeliak-beliak dan suara erangannya makin kencang. Goyangan pinggulnya juga terus berusaha mengimbangi kocokan kontolku di liang sanggamanya. Benar-benar nikmat dan pandai mengimbangi lawan ini kelebihan lain yang tidak kutemukan pada diri Marni, memek ibu yang tadinya terasa longgar otot-otot yang ada di dalamnya kini seakan hidup. Ikut bergerak dan menghisap. Ini mungkin yang dinamakan memek empot ayam. Aku jadi ikut kesetanan. Sambil terus menyodok-nyodokkan kontolku di lubang vaginanya, pentil tetek kuhisap mengerang sejadi-jadinya. Saat itulah kedua kakinya melingkar ke pinggangku, membelit dan menekannya kuat-kuat. Rupanya ia hendak mendapatkan puncak kenikmatannya. Makanya kusumbat mulut ibu dengan mulutku. Lidahnya kukulum dan kuhisap-hisap. Akhirnya, setelah kontolku serasa diperah cukup kencang, pertanahanku ikut berapa lama aku tertidur. Namun saat bangun, ibu mertuaku sudah tidak ada di ranjang tempat tidurku. Rupanya ia sedang berada di daput membuatkan teh panas untukku setelah membersihkan diri di kamar mandi. Seulas senyum memancar di wajahnya saat kami saling tatap sebelum aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

cerita dewasa dengan ibu mertua